BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPENDAHULUAN
Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistic). Artinya, ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja seperti, bahasa Jawa atau bahasa Arab. Melainkan pengajian seluk beluk bahasa pada umumnya, bahasa yang menjadi alat interaksi sosial milik manusia. Dalam bahasa Indonesia kata linguistik bukan hanya berarti ilmu tentang bahasa, tetapi juga berarti bahasa itu sendiri atau mengenai bahasa.
Sebagai ilmu, linguistik juga sudah mempunyai sejarah yang panjang. Pada dasarnya setiap ilmu termasuk juga ilmu linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu dari tahap pertama yang disebut tahap spekulasi, tahap kedua disebut tahap observasi dan klasifikasi, dan tahap ketiga disebut tahap perumusan teori. Pada tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng atau cerita rekaan belaka. Penyelidikan yang bersifat ilmiah baru dilakukan orang pada tahap ketiga, dinamakan bahasa yang diteliti itu bukan hanya diamati dan diklasifikasi tetapi juga dibuatkan oleh teorinya.
Dalam sejarah perkembangannya, linguistik penuh dengan berbagai aliran, patiam, pendekatan, dan teknik penyelidikan. Dalam perkembangannya, mulai dari zaman Yunani sampai istilahnya linguistik modern banyak terjadi pertentangan para linguis mengenai studi bahasa. Masing-masing zaman muncul beberapa tokoh yang mempunyai peranan besar dalam studi bahasa tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis bermaksud mengkaji Aliran Linguistik Tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN
Linguistik
Tradisional sering dipertentangkan dengan bahasa struktural, bedanya tata
bahasa tradisional menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik, sedangkan
tata bahasa struktural berdasarkan struktur / ciri formal yang ada pada suatu
bahasa tertentu. Bagaimana terbentuknya tata bahasa tradisional akan
dibicarakan sebagai berikut :
A.
Linguistik
Zaman Yunani ( abad ke 5 SM – abad ke 2 SM )
Ada yang
menjadi pertentangan saat itu diantaranya :
1. Pertentangan antara fisis dan nomos.
Bersifat fisis maksudnya bahasa itu mempunyai hubungan asal-usul, sumber dalam
prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti diluar manusia itu sendiri,
konversional artinya, makna-makna kata itu diperoleh dari hasil-hasil tradisi /
kebiasaan.
2. Pertentangan anologi dan anomali.
Kaum anologi ( Plato dan Ariestoteles ) berpendapat bahwa bahasa bersifat
teratur, analogi sejalan dengan kaum naturalis, sedangkan anomali berpendapat
bahwa bahasa itu tidak teratur. Kaum anomali sejalan dengan kaum konvensional.
Kaum / yokoh pada Zaman Yunani
diantaranya:
1. . Kaum Shophis ( abad ke 5 SM )
Mereka
dikenal karena :
a. Mereka melakukan kerja secara
empiris
b. Melakukan kerja secara pasti dengan
menggunakan ukuran tertentu.
c. Mementingkan bidan retorika dalam studi
bahasa.
d. Memberikan tipe-tipe akalimat
menjadi kalimat narasi, kalimat Tanya, kalimat jawab, kalimat perintah, kalimat
laporan, doa dan undangan. Gregorias membicarakan tata bahasa.
2. Plato ( 429 – 347 SM )
a. Memperdebatkan analogi dan anomaly
dalam bukunya Dialog.
b. mengemukakan masalah bahasa alamiah
dan konvensional.
c. Dia menyodorkan batasan bahasa yang
bunyinya kira-kira bahasa adalah
d. Pernyataan dipikan manusia dengan
perencanaan anomata dan rhemata.
e. Dialah orang yang pertamakali
membedakan kata anoma dan rhema.
1) Anoma ( anomata )
·
Nama
( dalam bahasa sehari-hari )
·
Nomina
( dalam istilah tata bahasa )
·
Subjek
( dalam hubungan subjek logis )
2) Rhema ( Rhamata ) :
·
Ucapan
( dalam bahasa sehari-hari )
·
Verba ( dalam istilah tata bahasa )
·
Predikat
( dalam hubungan subjek logis )
3. Ariestoteles ( 384 – 322 SM )
Membagi
kata dalam 3 kelas kata, yaitu anoma, rhema dan syndesmy. Yang dimaksud
syndesmoi adalah kata-kata yang lebih banyak bertugas dalam hubungan sintaksis.
Sydnesmoi itu lebih kurang sama dengan preposisi dan konjungsi yang sekarang
kita kenal.
Membedakan jenis kelamin kata ( gender ) menjadi 3 yaitu :maskulin, feminism dan neutrum.
Membedakan jenis kelamin kata ( gender ) menjadi 3 yaitu :maskulin, feminism dan neutrum.
4. Kaum Stoik ( abad ke – 4 SM )
a.
Membedakan
studi bahasa secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa.
b.
Menciptakan
istilah khusus dalam studi bahasa.
c.
Membedakan
3 komponen utama dari studi bahasa yaitu : Tanda, simbol, sign atau semainon,
d.
makna,
apa yang disebut smainomen / lekton, hal-hal diluar bahasa yakni benda-benda /
situasi.
e.
Mereka
membedakan legein, yaitu bunyi yang merupakan bagian fonologi tetapi tidak bermakna dan
propheretal yaitu ucapan bunyi bahasa yang menagandung makna.
f.
Mereka
membagi jenis kata menjadi 4 kata yaitu benda, kata kerja,v syndesmoi dan arthoron yaitu kata-kata yang menyatakan
jenis kelamin dan jumlah.
g.
Membedakan
kata kerja komplek dan kata kerja tak komplek. Serta kata kerja aktif dan
pasif.
5.
Kaum
Alexandrian
Kaum
ini menganut paham analogi dan studi bahasa, menghasilkan buku tata bahasa yang
disebut Tata Bahasa Dionysus Tharx dan diterjemahkan oleh Remmius Palaemon
dengan judul Ars Grammatika. Buku ini yang kemudian dijadikan model dalam
penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya. Karena sifatnya mentradisi makna
buku-buku tata bahasa kini disebut dengan nama tata bahasa tradisional. Jadi,
cikal bakal tata bahasa tradisional itu berasal dari buku Dionysus Tharx.
Di
India pada tahun 400 SM Panini seorang sarjana Hindu membuat buku dengan judul
Adtdyasi merupakan deskripsi lengkap bahasa Sansakerta yang pertama kali ada.
Oleh karena itu Leonard Bloomfield, tokoh linguis structural Amerika menyebut
Panini sebagai One of The Greatest Monuments of The Human Intelligenci.
B.
Zaman
Romawi
Merupakan
kelanjutan dari zaman yunani. Tokoh pada zaman Romawi yang terkenal antara
lain, Varro ( 116 – 27 SM ) dengan karyanya, De Lingua Latina dan Priscia
dengan karyanya Institusiones Grammaticae.
.
Varro dan “ De Lingua Latina ” Dalam buku ini Varoo masih membahas masalah analogi dan anomali seperti pada zaman Stoik di Yunani. Dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi dan sintaksis
Varro dan “ De Lingua Latina ” Dalam buku ini Varoo masih membahas masalah analogi dan anomali seperti pada zaman Stoik di Yunani. Dibagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi dan sintaksis
Tata
bahasa Priscia
Dianggap sangat penting karena :
Merupakan buku tata bahasa latin paling lengkap yang dituturkan pembicaraan
aslinya. Teori-teori tata bahasa yang merupakan tonggak-tonggak utama
pembicaraan bahasa secara tradisional. Segi yang dibicarakan dari buku itu
adalah : (i) Fonologi dibicarakan mengenai huruf / tulisan yang disebut Literae
/ bagian terkecil dari bumi yang dapat dituliskan, (ii) Morfologi dibicarakan
mengenai Dictio / kata, (iii) Sintaksis dibicarakan mengenai oratio yaitu tata
susunan kata yang berselaras dan menunjukan kalimat itu selesai. Buku
Institutiones Garammaticae ini telah menjadi dasar tata bahasa latin dan zaman
pertengahan.
C.
Zaman
Pertengahan
Studi
bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh para
filsuf skolastik. Yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain adalah
peranan :
1. Kaum Modistae
·
Mereka
menerima analogi karena menurut mereka bahasa itu bersifat regular dan
universal.
·
Mereka
memperhatikan secara penuh akan semantic sebagai penyebutan defines
bentuk-bentuk bahasa.
·
Mereka mencari sumber makna, maka dengan
demikian berkembanglah bidang etimologi pada zaman itu
b. Tata Bahasa Skulativa
Merupakan
hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa latin kedalam filsafat skolastik.
c. Petrus Hispanus
·
Memasukan
psikologi dalan analisis makna bahasa
·
Membedakan
nomen atas dua macam yaitu nomen subtantivum dan nomen edjektivum
·
Membedaan
semua bentuk yang menjadi subjek / predikat dan bentuk tutur lainnya.
D.
Zaman
Renaisans
Zaman
Renaisans dianggap sebagai zaman pembukaan abad pemikiran abad modern. Dalam
sejarah studi bahasa ada dua hal pada zaman renaisans ini yang menonjol yang
perlu dicatat.
1. Sarjana-sarjana pada waktu itu
menguasai bahasa latin, Ibradi dan Arab,
2. Bahasa Eropa lainnya mendapat
perhatian dalam bentuk pembahasan, penyusunan tata bahasa dan perbandingan.
E.
Menjelang
Lahirnya Linguistik Modern
Sejak awal
buku ini sudah menyebut-nyebut bahwa Ferdinand de Saussure dianggap sebagai
Bapak Linguistik Modern. Diawali dengan pernyataan Sir William tentang adanya
hubungan kekerabatan antara bahasa Sansakerta dengan bahasa-bahasa Yunani,
Latin dan bahasa Jerman lainnya telah membuka babak baru sejarah Linguistik,
yakni dengan berkembangnya studi linguistic banding atau linguistic histories
komparatif, serta studi mengenai hakekat bahasa secara linguistic terlepas dari
masalah filsafat Yunani kuno.
Bila kita
simpulkan pembicaraan mengenai linguistik tradisional dapat dikatakan bahwa :
1. Pada tata bahasa tradisional ini
tidakdikenal adanya perbedaan antara bahasa ujarang dengan bahasa tulisan. Oleh
karena itu, deskripsi bahasa hanya bertumpu pada tulisan.
2. Bahasa yang disusun tata bahasanya
dideskripsikan dengan mengambil patokan-patokan dari bahasa lain, terutama
bahasa latin.
3. Kaidah-kaidah bahasa dibuat secara
persepektif, yakni benar / salah.
4. Persoalan kebahasaan seringkali
dideskripsikan dengan melibatkan logika.
5. Penemuan-penemuan terdahulu
cenderung untuk selalu dipertahankan.
Sedangkan Linguistik strukturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri bahasa itu. Tokoh-tokohnya :
Sedangkan Linguistik strukturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri bahasa itu. Tokoh-tokohnya :
a) Ferdinand
de Saussure.
1) Telaah sinkronik ( mempelajari
bahasa dalam kurun waktu tertentu saja ) dan diakronik ( telaah bahasa
sepanjang masa)
2) Perbedaan langue dan parloe. Lague
yaitu keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal
antara para anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan parloe
sifatnya konkret karena parloe tidak lain dari pada realitas fisis yang berada
dari yang satu dengan orang yang lain.
3) Perbedaan signifian dan signifie.
Signifian adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam alam
pikiran ( bentuk ), signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam
pikiran kita ( makna )
4) Hubungan sintagmatik dan paradigmatik.
Yang dimaksud hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang
terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear.
Hubungan parsdigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam
suatu tuturan antara unsur-unsur yang terdapat dalam satu tuturan dengan
unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
b) Aliran
Praha
Sumbangan
aliran ini dalam bidang fonologis ( mempelajari bunyi tersebut dalam suatu
sistem ) dan bidang sintaksis dengan menelaah kalimat melalui pendekatan
fungsional.
c) Aliran
Glosematik
Aliran
Glosematik lahiran Denmark. Tokohnya Louis Hjemslev yang meneruskan ajaran
Fernand de Saussure. Namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk membuat
ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan
peralatan, metodologis dan terminologis sendirian.
d) Aliran
Fitrhian
Nama John
R. Firth terkenal karena teorinya mengenai finolofi prosodi. Fonologi prosodi
adalah suatu cara untuk menentukan ati pada tataran fonetis.
e) Linguistik
Sistemis.
Pokok
pandangan aliran ini adalah :
·
memberikan
perhatuan penuh pada segi kemasyarakatan bahasa.
·
memandang
bahasa sebagai sarana
·
mengutamakan
pemerian ciri-ciri bahasa tertentu beserta variasinya
·
SL
mengenal adanya gradasi / kontinum
·
SL
menggambarkan tiga tataran utama bahasa
f) Leonard
Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Disebut
aliran Bloomfield karena bermula dari gagasan Bloomfield. Disebut aliran
taksonomi karena aliran menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa
berdasarkan hubungan hierarkinya.
g) Aliran
Tagmemik
Dipelopori
oleh Kenneth L. Pike yang mewarisi pandangan Bloomfield. Menurut alitan ini
satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem ( susunan ) . Tagmem ini tidak dapat
dinyatakan dengan fungsi-fungsinya saja. Seperti subjek + predikat + objek dan
tidak dapat dinyatakan dengan bentuk saja, seperti fase benda + fase kerja +
fase benda, melainkan harus diungkapkan kesamaan dan rentetan rumus seperti : S
: FN + P : FN + O : FN. Fungsi subjek diikuti pula oleh fungsi objek yang diisi
oleh frase nominal.
Dunia ilmu, termasuk linguistik bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan merupakan kegiatan yang dinamis, berkembang terus sesuai dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu ingin mencari kebenaran yang hakiki. Kemudian orang pun marasa bahwa model struktural itu banyak kelemahannya, sehingga orang mencoba merevisi model struktural.
Dunia ilmu, termasuk linguistik bukan merupakan kegiatan yang statis melainkan merupakan kegiatan yang dinamis, berkembang terus sesuai dengan filsafat ilmu itu sendiri yang selalu ingin mencari kebenaran yang hakiki. Kemudian orang pun marasa bahwa model struktural itu banyak kelemahannya, sehingga orang mencoba merevisi model struktural.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tata Bahasa Dionysus Tharx dan
diterjemahkan oleh Remmius Palaemon dengan judul Ars Grammatika. Buku ini yang
kemudian dijadikan model dalam penyusunan buku tata bahasa Eropa lainnya.
Karena sifatnya mentradisi makna buku-buku tata bahasa kini disebut dengan nama
tata bahasa tradisional. Jadi, cikal bakal tata bahasa tradisional itu berasal
dari buku Dionysus Tharx.
Linguistik Tradisional sering
dipertentangkan dengan bahasa struktural, bedanya tata bahasa tradisional
menganalisis bahasa pada filsafat dan semantik, sedangkan tata bahasa
struktural berdasarkan struktur / ciri formal yang ada pada suatu bahasa
tertentu. Dan dibawah ini sejarah
linguistik dan proses terbentuknya tata bahasa tradisional adalah sebagai
berikut:
·
Linguistik
Zaman Yunani
·
Linguistik
Zaman Romawi
·
Linguistik
Zaman Pertengahan
·
Zaman
Renaissans dan
·
Menjelang
lahirnya Linguistik Modern
B.
Saran
Apabila
dalam penulisan makalah ini ada kesalahan, saya atas nama penulis memohon untuk
memberikan kritik, saran dan masukannya yang bersifat untuk membangun agar
menuju kepada kesempurnaan.
Daftar Pustaka
Chaer,
Abdul.2003. Linguistik Umum.Jakarta:
Rineka Cipta
Lyons,
John. 1995. Pengantar Teori Linguistik.
Jakarta: Gramedia.
Samsuri.
1981. Analisis Bahasa: Memahami Bahasa
Secara Ilmiah. Jakarta: Erlangga.
Soeparno.
2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta:
PT Tiara Wacana
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, atas rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas ini
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah linguistik dengan judul “ Aliran Linguistik Tradisional ”.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah linguistik dengan judul “ Aliran Linguistik Tradisional ”.
Harapan
saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pendidikan pada umumnya dan
pendidikan linguistik pada khususnya.
Demikianlah
tugas ini saya susun, saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan tugas ini, kepada para mahasiswa jurusan pendidikan bahsa Jerman
serta Dosen yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini, saya ucapkan
terima kasih.
Makassar, Desember
2013
Penyusun
|
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul………………………………………………………………………… i
Kata pengantar………………………………………………………………………… ii
Kata pengantar………………………………………………………………………… ii
Daftar
isi ……………………………………………………………………………....
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang….……………………………………………………………. 1
B. Rumusan masalah……………………………………………………………. 1
C. Tujuan ………………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Linguistik
zaman yunani …………………………………………………… 3
B. Zaman
romawi……………………………………………………………….. 5
C. Zaman
pertengahan…………………………………………………... 6
D. Zaman
renaisans……………………………………………………… 7
E. Menjelang
lahirnya linguistik modern……………………………….
7
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 11
B. Saran………………………………………………………………… 11
Daftar
pustaka ……………………………………………………………………….. 12
|
Tugas Kelompok
LINGUISTIK
ALIRAN LINGUSTIK TRADISIONAL
AGUNG RINALDY MALIK
DESI SUGIARTI
ZULFAIDAH ARIS
AQSANI
PENDIDIKAN BAHASA
ASING/JERMAN
FAKULTAS BAHASA DAN
SASTRA
|