SONGKOK TO BONE |
Songkok Recca’ terbuat dari serat pelepah daun lontar
dengan cara dipukul-pukul (dalam bahasa Bugis : direcca-recca) pelepah
daun lontar tersebut hingga yang tersisa hanya seratnya. Songkok
recca’ (songkok to Bone) menurut sejarah, muncul dimasa terjadinya
perang antara Bone dengan Tator tahun 1683.
Pasukan Bone pada waktu itu menggunakan songkok recca’ sebagai tanda untuk membedakan dengan pasukan Tator.Pada zaman pemerintahan Andi Mappanyukki (raja Bone ke-31), songkok recca dibuat dengan pinggiran emas (pamiring pulaweng) yang menunjukkan strata sipemakainya. Akan tetapi lambat laun hingga sekarang ini siapapun berhak memakainya. Bahkan beberapa kabupaten di Sulawesi memproduksinya sehingga dapat dikatakan, bahwa songkok recca yang biasa juga disebut sebagai Songkok To Bone yang merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa orang Bone tersebut mendapat apresiasi baik dari masyarakat Sulawesi maupun Indonesia pada umumnya.
ARUNG PALAKKA |
Nama Arung Palakka terdapat pada sebuah Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI), berisikan data sejarah tentang Batavia pada masa silam
dengan sejarah yang kelam. Berbagai referensi itu menyimpan sekelumit
kisah tentang pria yang patungnya dipahat dan berdiri gagah di tengah
Kota Watampone. Arung Palakka adalah seorang jagoan yang ditakuti di seantero Batavia.
Lelaki gagah berambut panjang dan matanya menyala-nyala ini memiliki
nama yang menggetarkan seluruh jagoan dan pendekar di Batavia.
Keperkasaan seakan dititahkan untuk selalu bersemayam bersamanya. Pria
Bugis Bone dengan badik yang sanggup memburai usus ini sudah malang
melintang di Batavia sejak tahun 1660-an.
BOLA SOBA |
Bola Soba / Saoraja Adalah rumah tinggal Panglima Perang Kerajaan Bone
dimasa pemerintahan Raja Bone XXXII tahun 1895-1905. Namun setelah
kerajaan Bone di bawah kekuasaan Belanda, rumah ini dijadikan sebagai
penginapan para tamu (sahabat) dari kalangan penguasa ketika itu,
sehingga seterusnya menjadi lazim dengan sebutan “Bola Soba”. Berada di
pusat kota Watampone Kabupaten Bone.
BAJU BODO |
Baju bodo adalah pakaian tradisional perempuan Bugis, Sulawesi, Indonesia.
Baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, yaitu setengah atas
bagian siku lengan.
Baju bodo juga dikenali sebagai salah satu busana tertua di dunia. Menurut adat
Bugis, setiap warna baju bodo yang dipakai oleh perempuan Bugis menunjukkan
usia ataupun martabat pemakainya.
BARONGKO adalah makanan penutup khas daerah Bugis-Makassar yang dibuat
dari buah Pisang Kepok matang yang dikukus dengan daun pisang. Dahulu
paada masa pemerintahan kerajaan di Sulawesi Selatan, Barongko merupakan
makanan penutup yang mewah, dan hanya disajikan untuk Raja-raja, dan
disajikan pada moment-moment tertentu, seperti acara perkawinan, ulang
tahun, dan lain. lain. Untuk menambah cita rasa dan selera, bahan dasar
Barongko biasanya ditambah dengan irisan buah Nangka atau Kelapa muda.
AKSARA LONTARA |
GOA MAMPU |
Sekitar 35 KM sebelah utara kota Watampone kab. Bone terdapat sebuah gua
yang luas, bahkan gua ini adalah gua terluas di Sulawesi Selatan, luasnya
sekitar 2000 meter persegi. Gua Mampu, demikian masyarakat disekitar
menyebutnya, terletak di desa Cabbeng kecamatan Dua Boccoe, dapat ditempuh
dengan perjalanan darat antara 60 – 90 menit dengan kondisi infrastruktur jalan
yang cukup memadai. Gua Mampu berada di lereng Gunung Mampu dengan
ketinggian 250 m dari permukaan laut. Bila di lihat dari jauh, gunung Mampu
menyerupai sebuah kapal dengan kondisi terbalik. Di salah satu sisi puncak
gunung Mampu terdapat lobang (Gua vertical) yang tembus dengan langit-langit gua
Mampu.
TARI MAGGIRI |
Disebut Maggiri' karena menusuk-nusukkan
benda tajam pada tubuhnya. Disebut juga Mabbissu karena pada umumnya
diperagakan oleh bissu. Bissu itu sendiri berjenis kelamin laki-laki
namun sifat dan karakternya seperti perempuan dalam bahasa Bugis Bone
disebu Calabai. Dan mereka tidak mengenal kawin-mawin. Dahulu bissu
bertugas untuk membersihkan benda-benda kerajaan Bone. Aksi memperagakan
kekebalan tubuh terhadap senjata tajam atau Debus lewat tarian ternyata
tidak hanya ada di Banten, Jabar. Sulawesi Selatan juga punya Tari
Maggiri/Mabissu. Dalam pertunjukkan ini, penari akan menusuk-nusuk
tubuhnya
dengan badik dan keris.
BONE TRADE CENTER (BTC) |
BTC merupakan pusat perbelanjaan Kota Watampone terletak di jalam K.H. Agussalim.
STADION LAPATAU |
Stadion La Patau merupakan sebuah stadion
yang terletak di Bone, Sulawesi
Selatan. Stadion ini dipergunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola.
Stadion ini memiliki kapasitas 15.000 orang. Stadion ini pernah menjadi tempat
penyelenggaraan pertandingan usiran PSM Makassar,
saat melawan Persijap Jepara dan Persela
Lamongan pada Januari 2010. Stadion ini juga pernah
menyelenggarakan 3 pertandingan Babak Delapan Besar Divisi Utama Liga Indonesia 2009–10,
yakni 3 pertandingan penyisihan Grup A, bersama dengan Stadion Andi Mattalatta di Makassar.
Selain itu, Stadion La Patau juga dipakai untuk turnamen sepak bola setempat,
seperti Turnamen Amin Syam Cup IV. Stadion La Patau juga menyelenggarakan Pekan
Olahraga Daerah Sulawesi Selatan XIII yang digelar di Kabupaten
Bone pada tahun 2006.
BENDUNGAN PONRE_PONRE |
Ponre-ponre adalah desa di kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Indonesia. Di desa ini terdapat Bendungan Ponre-ponre, yang merupakan bendungan terbesar ke-2 di Indonesia. Bendungan yang
memiliki tinggi 55 m dengan kapasitas tampung bersih (efektif) 48,7 juta
meter kibek serta luas genangan 300 ha serta catchment areal seluas 78
km. Tersebut berada di sungai Tinco, anak sungai walanae, yang secara
administratif berada di kecamatan Kahu dan Libureng. Kabupaten Bone,
sekitar 70 km dari Makasar.
INDAHNYA BONE